Kamis, 05 Juni 2014

Rinjani [Menuju Plawangan Sembalun] #2


Here we go..! Minggu,25 May 2014 – Dini hari pukul 02.00 WITA,saya terbangun karena terganggu keributan dari kang Dion yang kehilangan headlampnya. Suhu udara kota lombok dini hari tidak berhasil menyeyakan istirahat malam saya,gerah??,iya!!,Lombok wilayah dataran rendah yang dikeliling pantai-pantai nan indahnya. Bergegas saya bangun dan malam itu juga segera menenggelamkan diri dikamar mandi berharap mendapat kesegaran dengan guyuran air di cuaca dini hari. Beruntung,guyuran air sedikit berhasil menghalau kegalauan karna gerah berkepanjangan. Berdasarkan planing dan kesepakatan bersama semalam,pagi-pagi sekali kami akan dijemput mobil carteran yang akan mengantarkan kami menuju Sembalun. Namun, tanpa disangka perjanjian semalam seperti angin lalu ,mobil yang sedianya menjemput kami pukul 04.00 Dini hari ,tak kunjung datang. Sudah bisa dipastikan rencana perjalanan kami ini bakal molor dari jadwal yang di rencanakan.

Lost in savana sembalun pos 2 doc:Juni
Kesabaran terus teruji hingga pukul 06.00 WITA mobil yang dijanjikan belum kunjung datang,sesekali confirmasi kepada mas Deny. Hingga akhirnya tepat pukul 07.30 WITA,mobil ber plat nomer B 4198 VVF,dengan seorang pengemudi berwajah sangat dan super ramah,menghampiri kami. Iya beliau adalah om Alan seorang crew Trans TV rekan mas Deny,beliau ini yang nanti nya mengantarkan kami ke Sembalun,menjemput di Senaru ,sekaligus mengantarkan kami berbelanja oleh-oleh dan akhirnya mengantrakan kami ke Praya Lombok international Airport,terimakasih om Allan yang bersedia kami repotkan.

Tak menunggu waktu lama,setelah saling bersalaman om Allan segera menginstruksikan kami untuk menaikan keril-keril kami,ke dalam mobil Kijang hitam-nya. Tak berapa lama kami pun siap ,dan perjalananpun berlanjut menuju Sembalun. Perjalanan memakan waktu kurang lebih hampir 3 jam perjalanan. Sepanjang jalan kami disambut gugus awan,cerahnya langit lombok. Tampak dikejauhan Gunung Rinjani berdiri dengan kokohnya. Menjulang sepanjang setengah dari utara lombok, Gunung Rinjani (3726m), adalah gunung berapi tertinggi kedua Indonesia dan kali ini langkah ini siap untuk menapaki mu Anjani,seperti tulisan  saya sebelum nya, Anjani Memanggil dan kali ini saya benar-benar berada di pulau Lombok,sekali lagi langkah ini bersiap untuk menujumu,sebuah mimpi yang akan mewujud manjadi nyata,menyaksikan dan menikmati langsung keindahan yang selama ini begitu lekat di angan.
 


Beli cilok di hutan pusuk
Memasuki hutan pusuk,mobil om Allan membutuhkan istirahat setelah dihajar tanjakan yang aduhay. Sembari mendinginkan mesin mobil, mbak Anik membeli cilok/somay khas lombok,yang segede gede gaban ,mayan untuk mengisi perut yang belum sarapan sedari pagi."Beruntung semalem sudah makan banyak," celetuk mas Badar dan Juni bersamaan. Kemudian mobil kembali dipacu.Setibanya kami  di bukit Tiga Dara kembali berhenti untuk sekedar berfoto,menikmati keindahannya dan membeli strobery serta melon cina eh melon cina apa melon jepang yak :D. Perjalanan pun berlanjut, sepanjang perjalanan disuguhkan kesegaran serta keindahan alam pegunungan kaki Rinjani,tak sedikitpun mata bisa terpejam,sayang untuk melewatkan semua keindahan ini.

Pukul 11.00 waktu Indonesia bagian Sembalun,kami segera mengurus simaksi dengan antrian yang sudah lumayan berkurang,sempat mendapat info dari petugas kalo semua porter,serta boarding tiket Rinjani habis,untuk porter mungkin kami tidak memerlukan nya ,yang penting entri nya tiket itu loh,,hikzz terpaksa kami tidak mendapatkan nya ,hanya diberikan kwitansi,sebagai bukti pembayaran .

Ini loh buktinya ,kita sebagai pendaki legal :D
Menurut ,beberapa saran dan catatan dari kawan-kawan,sebaiknya kami memilih jalur Bawanahu dari pos perijinan mengambil arah kiri memasuki batas hutan,bisa dengan menyewa pick up atau ojek,lumayan bisa menghemat 2 jam perjalanan. Berhubung, sang leader kita mas Deny,tidak berkenan maka kita ngikut saja lah..heheheh. Akhirnya kami melewati jalur resmi dan di antar om Allan sampai batas hutan. Lumayan menghemat waktu  1 jam  hehehe. Sempat merasa tidak enak dengan kebaikan om Allan,beliau rela mobil kijang hitamnya sedikit mengalami kerusakan,dipaksa melewati jalur tanjakan dan jalan yang tidak semestinya. Akhirnya sampai juga kami dibatas hutan,setelah menurunkan keril-keril kami. Kami berpamitan kepada om Allan ,dan saat ini perjalan dengan dengkul benar-benar dimulai. Tengah hari cuaca terik menemani parjalanan panjang kami,beberapa kali meneguk air dari botol minum yang saya bawa,dan baru kali ini saya berdaypack ria,tanpa menggendong keril,nikmat mana lagi yang saya dustakan. Trimaksih mas Deny yang sudah bersusah payah menggendong keril saya.
Pintu masuk jalur resmi Sembalun/batas hutan

Sepertinya mereka lelah doc:juni
Mobil om Allan
jalur menuju pos 1 doc: juni
masih di puncak tiga dara doc :jun
savana &pos 2 sore itu doc :juni
Berpose di Puncak tiga Dara







Jembatan Pos 2 Sembalun:doc juni
Awal  kami disuguhkan dengan Jalur yang didominasi padang rumput berbukit, padang gembala sapi/kerbau. Jarang sekali  ditemui pohon endemik gunung.Meskipun jalur  mendaki namun tetap landai mayanlah untuk pemanasan.Dibelakang kami terbentang view desa Sembalun yang subur dilindungi tebing-tebing kokohnya. Melewati sungai-sungai kering dan mati serta melintasi bukit -bukit padang rumput serta kembali berujung pada bukit padang rumput kembali. Cuaca cukup panas di musim may kali ini,jilbab,buff,slayer,topi yang dikenakan sebagian dari kami sedikit membantu mengurangi serangan sinar matahari, suncream & penutup kepala sangat disarankan untuk dikenakan.Estimasi waktu pos sembalun – pos 1 standart  bisa ditempuh 2 jam perjalanan, kami membutuhkan tambahan satu jam lagi untuk tiba di pos 1.Beristirahat sejenak sembari menunggu para pendaki lain yang ingin mendahului.  Melanjutkan perjalanan ,trek masih sama jalur di dominasi padang savana serta terik sengatan matahari yang cukup untuk menghitamkan kulit saya untuk sesaat ahaha udah item kena panas pulak ckckck. Kami melanjutkan perjalanan ini menuju pos Tengengan. Waktu yang di tempuh 2 jam perjalanan. Kami tiba di pos Tengengan hari sudah beranjak sore pukul 16.00 WITA .Cuaca serta kondisi hati dan dengkul sudah ingin beristirahat,kami memutuskan untuk membuka lapak di pos 2,niatnya ingin melanjutkan perjalanan ke pos 3,namun apalah daya musim pendakian longwiken ini,sudah bisa dipastikan tak ada lapak tersisa di pos 3,(info dari para pendaki sera porter yang turun dari puncak).Akhir nya sah mebuka lapak di pos 2.
Pos Tengengan kabut turun doc:juni




View sore itu di pos 2
Mbak anik dengan beground Sang ANJANI

Sementara Juni mencari air disumber air pos2,kami bergegas mencari lapak yang bisa dijadikan area camp untuk malam ini,kami harus berebut dengan para pendaki lain,yang sore itu juga banyak yang terpaksa membuka tenda di pos 2.Dua buah tenda berdiri ,di sela sela tenda para penikmat ,pecandu ketinggian yang lain.Malampun beranjak setelah rampung makan malam yang khusus dimasakan oleh mas Deni dan Rian,tenda kami riuh dengan ulah mas Badar dimalam yang cerah itu,mas Badar mengelurkan seperangkat alat perangnya,yihaaa laptop!!! syok berat pertama dalam sepanjang karir saya dalam ngesot dan pertama dalam hidup saya.Menonton film dari lepi yang dibawa mas Badar sudah pasti bikin iri setangah mati para pendaki lain ahahah.Seperti halnya saya sangat iri ketika melihat ada yang goreng pisang di puncak.Satu film sudah rampung ditonton saya dan mbak Anik kembali ke tenda dan bersiap menuju kasur empuk matras.Menyiapkan tenaga untuk esok hari.


All photos were taken by junapey(me) and friend. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you ^.^





 

Tidak ada komentar: