Selasa, 02 Juni 2015

Sehari Di Blitar Selatan (Mberang Kidul)

Blitar Selatan- Bagian selatan Kabupaten Blitar yang dipisahkan oleh Sungai Brantas dikenal sebagai penghasil kaolin dan dilintasi oleh Pegunungan Kapur Selatan lebih dikenal dengan nama Mberang Kidul. Kalau di Jogjakarta ada Gunung Kidul di Blitar kita memiliki Mberang Kidul.

Sesuai namanya, Mberang Kidul berada di seberang selatan Sungai Brantas didominasi oleh pegunungan yang merupakan bagian timur dari Pegunungan Kapur Selatan (dari nama alias inilah "Mberang Kidul "diturunkan), yang membentang di selatan Pulau Jawa mulai dari kawasan Gunung Kidul di Yogyakarya  ke arah timur hingga Kabupaten Blitar.

Semakin terkenalnya Kabupaten Blitar dengan dinobatkannya menjadi salah satu kota penghasil Akik, kini Blitar semakin mengekplore khasanah alam yang tersembunyi, mmpercantik diri, dan masyarakat yang semakin sadar wisata, dengan di temukan-nya beberapa objek wisata alam baru yang jikalau di kelola dengan baik akan menjadi sumber penghasilan bagi kabupaten Blitar. Tidak kalah dengan Gunung Kidul, maupun Kabupaten Tulung Agung yang lebih dulu tersohor keindahan wisata-nya

Sebagai bocah Blitar yang notabene lahir dan besar di Blitar saya pun sekarang semakin bangga dengan geliat pariwisata yang ada di Kabupaten Blitar. Mencoba untuk mengexplore Blitar selatan dalam kurun waktu kurang dari 8 jam siapa takut. Sehari, di Blitar selatan berkesemptan untuk mengunjungi objek yang sedang hits di media sosial, 

“Gemericik Taman Jurug “ Goa Luweng - Air Terjunnya
Untuk menuju Taman Jurug sendiri sangatlah tidak sulit bagi para pejalan, karena lokasi yang terletak di daerah Bakung sebelum Monumen Trisula. Saat ini sudah terdapat banner petunjuk jalan menuju goa luweng yang memudahkan bagi para pejalan. Apabila anda dari Kota Blitar, anda bisa menuju arah Kecamatan Kademangan kemudian mengikuti petunjuk arah menuju pantai Tambakrejo. Ikuti terus jalan hingga anda menemukan banner menuju Goa Luweng Taman Jurug dan berbeloklah ke kanan. Jalanan menuju goa luweng pun tidak terlalu sulit namun sedikit bisa mengurangi kecepatan perjalanan. Goa Luweng sendiri masih dikelola secara swadaya masyarakat desa Prodo, untuk mengunjunginya belum di terapkan tarif khusus, cukup merogoh kocek  sebesar 3K untuk biaya parkir kendaraan.

Taman jurug Credit from Nanang
Kita bisa masuk melalui pintu keluarnya air. Kedalaman Goa Luweng sendiri hanya berkisar 50 meter, tidak seberapa memang namun pemandangannya cukup luar biasa. Selain goa luweng, apabila anda ingin tracking menikmati view keseluruhan, kebawah aliran sungai, anda akan menemukan Jurug Taman. Pengelola yang notabene adalah penduduk sekitar sudah memberikan sedikit kemudahan dengan membuat bantalan semen untuk dilewati ketika masuk ke dalam goa.


“Napak Tilas Monumen Trisula “  Puas menikmati pesona goa dan air terjun goa luweng Taman Jurug, sebagai bocah Blitar yang tidak melupakan sejarah perjalanan bisa dilanjutkan singgah di Monumen Trisula, yang berada tidak jauh dari lokasi Taman Jurug. Monumen yang dibangun sebagai  bentuk tanda peringatan aksi penumpasan PKI di daerah Bakung, Kabupaten Blitar Selatan yang dijadikan Markas Komando operasi dan  didirikan satu monumen yang diberi nama “ Monumen Trisula “ ,lokasi ini juga dijadikan starting point tradisi napak tilas sebagai renungan atas jasa-jasa yang telah diberikan oleh para pendahulu  dan tidak sedikit dari masyarakat dan mahasiswa di Wilayah Jawa Timur yang melaksanakan napak tilas dan renungan suci di Monumen Trisula untuk mengenang aksi penumpasan PKI di Blitar Selatan. Hingga saat ini tradisi napak tilas selalu dilaksanakan tiap tahunnya, perjalanan menempuh jarak kurang lebih  30 Km dari Monumen Trisula hingga finish di Kota Blitar. Bagi anda yang berminat untuk mengikuti atau melihat secara langsung acara napak tilas datanglah pada bulan Agustus tiap tahun-nya.




“ Sepoi Pantai Pangi “ Lewat tengah hari rampung merefres otak dan memory dengan cerita sejarah perjuangan, jikaulau ingin menikmati suasana pantai yang santai kaya di Hawai bisa melanjutkan perjalanan 30 menit kearah selatan menuju Pantai Pangi. Meskipun lokasinya tidak berada jauh dari Pantai Tambak Rejo, namun pantai Pangi ini bisa dibilang sedikit berbeda dari pantai di Blitar Selatan. Pantai yang terletak tidak jauh dari lokasi goa Umbultuk ini memberikan sensasi pantai yang sepoi khas pantai, air sungai yang mengalir disisi lain pantai  yang menyatu dengan payau yang hijau terlihat tampak asri dan sejuk seolah berada di sungai-sungai di pedalaman Borneo, Meskipun untuk memasuki kawasan pantai tidak berbayar, tetap jaga kelestarian dan keindahan yaa sampah wajib dibawa pulang kembali yaa man teman.


Kamis, 21 Mei 2015

Tambora I Just Want to See the World behind my wall.

Jika kamu ingin mengetahui Indonesia yang sesungguhnya, beranjaklah kewilayah timur. 


Harus cukup puas sementara nama-nya hanya tertulis di atas kertas putih bertinta hijau tosca


Kali ini harapan yang ada di 2015 adalah bisa menilik bagian dari keindahan Indonesia Timur. Setelah beberapa waktu lalu diberi kesempatan untuk menjejak tanah Lombok dan sowan ke singgasana Dewi Anjani, kali ini harapan saya adalah meneruskan perjalanan ke pulau Sumbawa.  Bagi saya, melakukan sebuah perjalanan adalah soal berpindah. Bukan tentang berapa banyak negara atau kota yang dijelajahi. Bukan bagaimana mengambil foto sebanyak-banyaknya. Bukan juga seberapa jauh jarak yang akan ditempuh. Melainkan, bagaimana kita berpindah ke tempat yang lain dan kemudian pulang dengan membawa ribuan bahkan cerita-cerita sederhana yang membangun. Membawa ribuan pengalaman dan juga peningkatan pengetahuan.

Selasa, 12 Mei 2015

Bima Wyakta Aksasura

Beningnya malam sepi..
Menghembuskan damai dalam hati
Sinar Bintang yang Menerangi...kian menambah sukacita yang tak terperi
Tangisan Sang Bayi suci...memecah keheningan malam sunyi
Damai sejahtera di bumi..
Bagi umat yang dikenang Sang Illahi Rabbi...
"Bima Wyakta Aksasura"
Bersama puja dan puji  doa yang terpanjat dan teriring, semoga menjadi putra  yang sholeh,berbakti kepada orang tua,berguna untuk Agama,Nusa dan Bangsa.

Lingsir wengi, ing lakuning rembulan-
Ahad,14 Rajab 1436 

copas dari tulisan Ayah-nya :D

Jumat, 01 Mei 2015

Mayday [ Day To go Tiga Warna Beach }

Pantai Tiga Warna-- namanya sedikit asing bagi saya, keberadaannya yang hanya bersebelahan dengan Pantai sendang biru, tepatnya sebelah kanan Pantai Sendang Biru, bersebelahan kiri dengan pantai Gatra dan berhadapan langsung dengan Pulau Sempu. Kawasan konservasi yang memang nama-nya sedang naik daun akhir-akhir ini sudah mulai dikenal di kalangan traveller, meskipun begitu sampai saat ini pantai Sawarna (Tiga Warna) sangat alami dan benar-benar terjaga kebersihan dan keindahaannya karena merupakan kawasan konservasi yang dikelola oleh warga desa Tambak Rejo Kecamatan Sumber Manjing Wetan Kabupaten Malang.

Memanfaatkan waktu libur para buruh, saya yang notabene masih bersetatus kuli yang hanya bisa mlipir di waktu libur. Tidak sedikitpun menyia-nyiakan kesempatan emas. Undangan mlipir yang yang di keluarkan oleh seorang mbak traveller cantik-Traveller Epink, yang sudah bikin plan puluhan trip bareng tapi pada kenyataannya gatot, selalu gak pernah bisa ngetrip bareng :piss kaka. Dan pada kesempatan kali ini hitung-hitung bayar hutang ngetrip baiklah saya terima undangan-nya kaka.

Perjalanan menuju wilayah Malang selatan ini, kami tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua, dengan pasukan yang berjumlah 15 personil wow lumayan banyak kan ya. Kali ini adalah perjuangan bagi saya, biasanya selalu duduk manis di jok belakang dan 2,5 jam kemudian tiba-tiba sudah sampai di lokasi pantai selatan dengan seseorang yang rela menjadi supir pribadih hihiiii, dan ini adalah kali pertama saya yang menjadi joki dengan membonceng paketan tante-tante beserta seorang anak yang menjelang remaja iyaa tanteh Kiki dan seorang putri yang menginjak remaja "Fazaa" yeeeach. Bisa dibayangkan betapa anu-nya saya...heuheuheuu. Keren iyaa,,capek apalagi hhhahaa #narsis..:p

I'm grateful for feet that can take long walk..and for the camera that will accompany me
Selfeet always
Tiba di kawasan pantai Clungup pukul 06.00 pagi, setelah melewati jalanan ala kota yang belum jadi alias jalan makadam yang menuju perkampungan, jangan salah ini memang rute yang harus di tempuh. Dianjurkan kendaraan untuk dititipkan  di rumah penduduk paling akhir, Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer menuju pos utama Pantai Clungup. Pantai Tiga Warna dapat dicapai setelah kita melewati Pantai Clungup dan Pantai Gatra. Jika ada yang bertanya seperti apa treknya,, hanya satu jawabannya amazing!!!. Jangan bayangkan jalanan beraspal ataupun minimal jalan batu seperti menuju pantai Goa Cina. Yang ada, adalah jalanan tanah licin yang ketika tersiram air hujan berubah menjadi tanah berlumpur. Kebetulan semalam Malang Raya hingga Malang selatan diguyur hujan semenjak sore kemarin, jadilah jalanana ini adalah lumpur jalanan lahh :D

Setelah bersusah payah menempuh trek jalanan lumpur yang sangat menghambat laju perjalanan tibalah kami di Pos utama Pantai clungup. Pos pantau pantai Clungup sendiri  terbuat dari bale-bale bambu ,sederhana namun penuh makna, seakan menonjolkan khas bangunan yang menyatu dengan alam. Salah satu yang menarik pemandangan pagi itu. Wow,!!! sekali lagi untuk beberapa tim yang sudah tiba di pos pantau namun tidak mendapat ijin memasuki kawasan. Nah kali ini saya baru faham kalau ingin  memasuki  kawasan konservasi Pantai Tiga Warna disarankan untuk booking tempat terlebih dahulu, sistem quota yang diterapkan di lokasi kawasan konservasi memang untuk membatasi jumlah pengunjung. Baiklah kurangnya informasi yang saya baca sebelum mlipir banyak memberi saya pelajaran jangan lupa memepelajari situasi -kondisi suatu lokasi tempat yang kita tuju,,ahh saya pikir ini trip ajakan mendadak dan saya melupakan untuk mempelajari segala sesuatunya #mewek.

Beberapa anggota jagawana kawasan konservasi Pantai Tiga Warna yang melayani kami, sempat terjadi adu argument dengan beberapa anggota yang bertugas, namun akhirnya kami berhasil memasuki kawasan dengan membayar kurang lebih 300k /2 grup kebetulan saat itu kami merger dengan satu rombongan pejalan yang tidak mendapat ijin dan akhirnya selesai sudah urusan simaksi.

Setelah ceklist bawaan apa saja yang kami bawa, quantity serta ragamnya termasuk bungkus makanan yang berpotensi menimbulkan sampah yang kesemuamya bertujuan untuk ketika rampung berkunjung ke Pantai Tiga Warna, petugas akan melihat daftar bawaan kami dan dilakukan ceklist kembali dengan bawaan sampah yang telah kita bawa, akhirnya kami dipersilahkan untuk tracking memasuki kawasan pantai menuju Pantai Clungup dan di lanjutkan menyusuri pantai Gatra, dan pamungkas yang di tunggu-tunggu adalah menikmati dan menyatu dengan idola baru para beachlover Pantai Tiga Warna yeeaahhh!!!!

Dari Pantai Gatra kami dijemput seorang guide warga lokal untuk menuju Pantai Tiga Warna. kami mebutuhkan waktu kurang lebih 30-40 menit melewati ladang penduduk yang banyak tumbuh pohon kelapa. Tiba di kawasan Sawarna Guide akan memberikan briefing, limit waktu serta memberikan kebebasan kepada rombongan untuk kembali beberapa jam kemudian. Di Pantai Tiga Warna aktifitas snorkeling bisa dilakukan, bagi yang tidak membawa peralatan snorkling jangan khawatir disini tersedia penyewaan alat snorkling beserta pelampung minus untuk sepatu katak nya :D. Jika dilihat Pantai Tiga Warna memang memiliki 3 warna yang menjadikan pantai ini menjadi lebih indah dan alami jauh dari sampah-sampah yang berserakan. Ketiga warna tersebut adalah biru muda kecoklatan, biru muda dan biru tua. Pesona keindahan bawah laut Pantai Tiga Warna juga tidak kalah menarik. Dari cerita teman-teman yang terjun langsung untuk  snorkeling melihat terumbu karang yang lumayan indah beserta keanekaragamannya,,walaupun tidak sebagus dan seindah di Karimunjawa, sayang sekali untuk urusan selam-menyelam itu adalah pekerjaan yang tidak begitu saya minati alias malas untuk menceburkan diri #kebiasaan takut air :mad. Saya lebih memilih untuk  menjajal merayap bagian sisi kiri pantai yang terdapat batu tebing. Ini merupakan spot favorit untuk berfoto-mengambil foto dan mengintip Pantai Sendang Biru yang tersohor itu. Untuk mengambil gambar  tetap berhati-hati dan waspada yaa!!, bagi yang bernyali  meloncat dari tebing dan terjun kepantai pun menjadi aktifitas yang menarik,selamat mencoba !!!

Penampakan jalan berlumpur
Ceria



Penampakan kk Ephink

Keluarga Cemara :D

Heii,,,ada pak loreng-loreng di perahu

Fazza-nyaa

Hmmmm.....Duyung kepala (E)Pink

Maksi ,,,Ahh Si Ucup mikut-mikut

Junapey ohh

Pos Utama Pantai Clungup

Pos Utama Pantai Clungup
Full team

"Selamat Menikmati Pantai Tiga Warna,sampah nya jangan lupa di bawa Pulang Sayang !!!"





Kamis, 16 April 2015

Ngecamp Cantik di Jambuluwuk Boutique and Hotel

Yogyakarta- Kalau biasanya selalu menginap di hotel sejuta bintang alias di dalam tenda, dengan balutan sleeping-bag dan pendingin udara yg super cold alami dari alam, nasib saya kali ini lebih mujur untuk suatu trip yang sederhana,,, yiiipiii....!!!! saya mendapat kesempatan ngecamp cantik, di hotel berbintang (4***) kata- nya si mascami sih (3,5 *** ) (baca: tiga setengah bintang). Room 705 Jambuluwuk Malioboro Boutique and Hotel di salah satu sudut kota Jogjakarta #Jogjapunyacerita. Good value in affordable prices "No offense". Just sleep in anyway loh yaa,,no macem-macem. Demi ALLAH . ALLAH saksi-Nya CCTV juga :p perlu diluruskan.heheheeee.

DOC: by mascami

Senin, 16 Maret 2015

Romansa Senja Pantai Drini

Laguna Pantai Drini

Pantai Drini -sore itu, selepas kami dari pantai sebelah, jajaran pantai yang ada di kabupaten gunung kidul. Pantai Drini menjadi second chance setelah kami menikmati siang di pantai Pok Tunggal. Melewatkan lima pantai sekaligus dan memilih pantai Drini karena keeksotisan dan pantai yang memiliki karakter kuat, berciri khas dengan sebuah pulau karang di bibir pantai membelah Pantai Drini menjadi dua bagian dengan karakter bertolak belakang. Sisi Timur yang tenang dan bagian Barat yang garang, membuat Pantai Drini menjadi sebuah pantai berkarakter ganda. 

Matahari mulai condong kearah barat saat kami tiba,(Saya-Cami-Si Mus-dan Khoir) tidak perlu lagi membayar karcis untuk memasuki kawasan pantai Drini karena sudah menjadi satu paket all in dalam memasuki kawasan pantai gunung kidul dengan merogoh kocek sekitar 19K/pax termasuk pantai Pok Tunggal-Indrayanti-Sundak-Krakal-Kukup-Baron hingga Drini. Cukup hanya membayar ongkos parkir disetiap pantainya yang di kunjungi. Menjelang senja, ditepi pantai bercengkerama dengan kawan seperjalanan di temani dengan segar-nya air kelapa muda yang menjadi minuman wajib ketika berada di pantai. Sayang sekali tak ada pisang goreng yang menemani senja sore itu, tak apalah yang penting ada kamu menemaniku kamu iyaa kamu #halah :D ,,ahh selalu yaa pisang goreng.
Drini sisi Timur yang lembut

[QUOTE]Pantai Drini menjadi salah satu pantai istimewa di pesisir Gunungkidul karena sebuah pulau kecil di tengahnya, membagi pantai menjadi dua bagian. Konon di pulau tersebut banyak ditumbuhi santigi (Pemphis acidula), atau masyarakat dipesisir biasa menyebutnya drini. Itulah kenapa pantai dan pulau ini diberi nama Drini. Bila laut sedang surut, kita bisa pergi ke pulau. Tak perlu menjadi climber untuk memanjat karang, karena tangga beton rela dipijak demi mengantar kita ke atas. Dari sini, pandangan kita bisa menyisir seluruh Pantai Drini, melihat gunungan alang-alang atap gazebo hingga deretan perahu nelayan. Semua tampak mungil, seperti miniatur bikinan kurcaci. Kini, tak ada lagi pohon drini, yang ada hanyalah pandan laut (Pandanus tectorius) memenuhi setiap jengkal tanah, berebut hidup dengan rerumputan.

Pulau ini juga sekaligus memisahkan sisi Timur dan Barat pantai menjadi dua karakter yang berbeda. Bagaikan manusia berkepribadian ganda, satu sisi tenang dan lembut, sementara sisi lainnya keras dan garang. Di Timur pantai, tebing-tebing berbaris gagah, berdiri angkuh seolah menantang penguasa laut. Dipadu dengan pulau karang, maka sebuah laguna yang elok pun terbentuk. Terjaga dari amukan ombak, menjadikannya tempat nyaman untuk mandi hangat air asin, bagaikan berada di bath tub raksasa, melemaskan otot yang lelah menyusuri pulau karang. Komposisi air berwarna biru kehijau-hijauan, dengan dinding dan pulau karang mengelilingi, serta beratap langit biru, ditambah pandangan bebas menuju lautan lepas, mengalahkan fasilitas spa dari salon manapun di muka bumi. Sambil menikmati pijatan air laut, akuarium alam yang mengoleksi beragam biota laut selalu menemani. Gerombolan Ikan jenis Goby Pasir, Jambrong, dan Sergeant Major tampak bermain petak umpet, berkejaran satu sama lain di sela karang, saling bersembunyi dari teman sepermainannya.

Di bagian tengah pantai, sejalur dengan arah menuju pulau, ada sesuatu yang menarik. Kumpulan tipis pasir hitam berdiameter sangat halus tanpa malu-malu menerobos dominasi pasir putih. Bila mata tak awas, niscaya bagian ini akan terlewat. Menurut penelitian, dahulu ada sungai bawah tanah bermuara di Pantai Drini. Alirannya membawa pasir hitam yang sekarang masih bisa dilihat.

Sisi Barat pantai punya pesona tak kalah eksotis; deretan perahu bercadik tertambat, beristirahat sejenak setelah semalaman bergelut dengan ombak laut Selatan. Satu dua nelayan terlihat menebar jala ke air, berharap ada ikan yang sudi mendatangi, menyerahkan diri untuk menyambung hidup keluarga nelayan. Ya, Pantai Drini juga merupakan kampung nelayan tradisional. Karakter ombak yang lebih kuat dan langsung menuju samudera tanpa karang menghalangi, menjadi tempat yang tepat bagi para nelayan untuk jalur berangkat dan pulang melaut.[/QUOTE]  sumber: Yogyes.com





Seger kan ditemani kamuh :p (Kelapa muda) :p





Jangan Meninggalkan sesuatu ,kecuali jejak-menjelang senja cucok buat selfeet

 Love is the dawn of marriage, and marriage is the sunset of love (Upz,,,, silhouette After Sunset)     


Gunung Kidul, selepas senja di bulan Maret 2015 salam +anke junafi

"Kata-katamu bisa seketika lebih bertenaga ketika merasakan rindu sembari memandang senja"