Sebenarnya saya pribadi sudah cukup lama memendam hasrat ingin memijakan kaki dan bersujud di ketinggian 3265mdpl puncak Lawu, "Hargo Dumilah".Sudah 2 kali hanya melintasi depan gerbang kedua pendakian ini Cemoro Sewu dan Cemoro kandang ,dan sekalipun belum sempat menjejakan kaki menapaki jalur tangga batu terpanjang ini. Demikian konon katanya ada warung yang super duper terkenal dikalangan para penikmat alam yaah, " warung pecel Mbok Yem Hargo Dalem". mengunjungi warung pecel yg berada di ketinggian di atas 3200 mdpl dan bisa di nobatkan menjadi warung tertinggi di Indonesia.Dan baru tanggal 02 November 2013 niat untuk menapaki jejak langkah Raden Prabu Brawijaya yg sudah lama terpendam akhirnya terwujud.
Finally 3265 Mdpl |
Cerita mendadak Lawu ini bermula ketika saia ingin menghabiskan akhir pekan di kota Kediri,kota dimana sobat/kakak/sekaligus teman gila backpaker mrs anik seorang ibu muda yg gila backpaker tinggal, saia ingin menghabiskan waktu libur wiken disana berhubung belum pernah yang namanya maen seharian penuh mengelilingi kota Kediri,usut punya usut tidak jadi ngesot ke Kediri justru melompat jauh ke negeri Magetan menuju Cemoro Sewu dan berujung di Hargo Dumilah.
Wiken sore itu selepas kantor usai,sekira pukul 15.00 teng-go,saia bergegas pulang untuk repecking perabotan lenong untuk pendakian kali ini.Packing usai sudah bersiap untuk berangkat tiba2 I'm stomache yg tak tertahankan bahasa gaul nya mules aduuhh mak.Ritual panggilan alam usai,saia bergegas menggendong keril dan menuju kediaman si molidiah cewek sejuta pesona, berhubung dia sudah menungu sedari tadi di kediamannya.Dengan menumpang angkot LG saia bergegas meluncur ke kediaman molidiah,beruntung sekali angkot yang saia tumpangi berjalan mulus lancar tanpa pake ngendon alias ngetem kalo kata orang malang bilang.Tiba di kediaman cewek sejuta pesona kita tidak langsung cuz melainkan masih menunggu si dia ini repacking dan segala macemnya sempat ada wacana mau mandi kembang juga *yang ini lebay* :D .Packing usai dengan mengendari si ijo nya Moli saia dan Moli menuju kediaman seorang teman untuk meminjam beberapa peralatan yg masih kurang,kemudian setelah peralatan yg dirasa sudah lengkap dan bersiap berangkat menuju termina Landungsari dengan di antar oleh mas Vendra,berhubung nantinya si ijonya Moli bakal menginap di rumah mas Vendra selama kami tinggal ,jadilah kita merepotkan mas Vendra makasih lo mass :D
Dengan diantar mas Vendra dan seorang rekannya kami tiba di terminal landungsari sekira pukul 17.00 dan sudah ada Biga yg menunggu kita.Biga adalah guide bagi kita dalam ngesot kali ini,saia menculik dia dalam kondisi UTS yg masih 2hari lagi berakhirnya,racun menyebar dan Biga siap kita culik..hakz maapkeun yaah biga *jasamu akan kita kenang* :D
Lima belas menit berlalu, Buz yang akan membawa kami menuju kota Kediri tiba,sontak saia,Moli dan Biga berlari menembus gerimis, berhubung buz ini parkir tidak pada tempatnya,sempat heran juga sih kenapa juga ini buz parkir menjauh dari tempat yang semestinya,bikin kita jadi basah kan,atau mungkin sang kondektur mau menguji kita dengan penyegaran :)) *ngaco* berebut naik ke dalam bus dg penumpang lain,kondisi buz yg hanya satu-satu nya menyebabkan kami saling berebut untuk naik,walhasil di tengah gerimis kami menerjang,tidak apalah yg penting kita bisa naek buz.Kondisi buz yg sudah penuh sesak menyebabkan Moli dan Biga tidak mendapat tempat duduk merakapun rela berdiri bergelantungan berdesakan dg penumpang lain ckckckc..saia yg kebagian duduk.maapkeun yaah man teman :D *capeee euy*.
Perjalanan 3 jam ini terasa lama sekali,ditengah kondisi hujan disertai macet jalanan diakhir pekan .Disamping itu kk Anik dan kk Iyang yg sedari jam 6 tadi menunggu kedatangan kami di kota kediri.Sms,wslap,telpun yg bertubi2 masuk di henpon saia dan Moli ,tak jarang kami mengabaikan beberapa panggilan masuk dari mereka,karena tidak bisa menjawab pertanyaan mereka yg sedari tadi terasa monoton "sampe dimana kalian,? " ,"tiba jam berapa," .,sedikit merasa bersalah karena molor dari waktu yg telah di sepakati (sekali lagi maaf) kakak kakak.
Pukul 21.00 buz yg kami tumpangi tiba di Alun-alun kediri ,menurunkan kami bertiga dan keril masing-masing.Di kediri sudah menunggu kk Anik,kk Iyang dan rombongan wisata kenapa saia bilang rombongan wisata karena sejati nya yang mendaki ini hanya kita berempat( saia,Moly,kk Anik,dan Biga),yang lain ingin berwisata Tawangmangu dan sekitarnya,jadi pada intinya adalah mereka mengantarkan kami ke gerbang pendakian dan menunggu sekembalinya kami,mirip orang naik haji aja pake di anterin :)).Tidak menunggu lama, berhubung semua crew anggota sudah lengkap perjalanan kami lanjutkan dari kota Kediri dg mengendari mobil inova,yg lumayan over limit dg penumpang 8 orang + si kecil shanum+ driver (mas pek).Empat jam perjalanan,mas supir alis mas pek yg sangat berhati hati mengemudi mobil ketika memasuki tanjakan pertama daerah telaga Sarangan ,berhubung kabut tengah malam turun menghalangi jarak pandang mas supir,kamipun sempat tegang,yang tadinya kita bercanda ceria dimana-mana seketika mendadak tegang setegang tiang listrik di pinggiran jalan sekaligus berdecak ngeri.
Menembus kabut malam jalanan Sarangan-Tawangmangu sangatlah tidak mudah,apalagi bagi seorang pengemudi,jurang yang menganga di kanan -kiri badan jalan belum lagi pencahayaan yg kurang dan belum lagi saat berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan ,merupakan tantangan tersendiri,untung saja mas Pek begitu lihai,mengemudikan si hitam ini,beruntunglah kami selamat sampai ditujuan dan sekembalinya ke rumah.
Memasuki wilayah Cemoro Sewu tepatnya basecamp Cemoro Sewu sudah tengah malam sekira pukul 01.45 Wib segera saia ,Moly ,kk Anik berganti baju dengan pakaian dinas (baca:seragam bolang ),kecuali si Biga yg sudah mengenakan seragam dinasnya sedari rumah :D.Berhubung waktu sudah semakin mendekati pagi ,repacking perbekalan dan segala perabotan melenong menuju 3265 mdpl dipercepat dalam tempo yang seksama dan secepat-cepatnya.Tidak banyak yang kami bawa,kerilpun kita simpan di dalam mobil hanya daypack yg kami kenakan. Tepat pukul 02.00 WIB dini hari setelah kita berempat ready to go kita tak lupa berdoa untuk keselamatn masing2 dalam perjalanan kali ini yg dipimpin oleh Biga.Usai berdoa kami berpamitan kepada kk Iyang,mas Pek dan juga kepada si kecil shanum yg ditinggal sementara mamy nya mendaki.
pose setelah solat subuh |
Perjalanan kamipun dimulai, memasuki gerbang Cemoro Sewu kemudian masuk membelah hutan di malam hari dengan penerangan dari headlamp di masing2 kepala kami. dan selanjut nya biarlah foto2 ini bercerita.
Jalur Cemoro Sewu memiliki jalan setapak berbatu yang sudah tertata rapi. Awal perjalanan jalur banyak tumbuh pohon-pohon cemara, dikarenakan lebatnya hutan cemara yang tumbuh maka daerah ini diberi nama Cemoro Sewu
( Seribu Cemara ).
Sebelum tibai Pos 1 terdapat salah satu sumber mata air,yaitu Sumber Air Wesanan berhubung dini hari kami tidak memyempatkan diri untuk menengok sumber air tersohor itu . Jalur mendatar dan sedikit menanjak hingga Pos Pertama.Di pos 1 ini berupa sebuah bangunan untuk beristirahat, juga berdiri di 1 bangunan di depan pos 1 berupa
warung makanan, yang buka pada hari Kamis hingga Minggu dan pada musim-musim ramai pendakian serta menjelang 1 suro musim berziarah.kebetulan kami mendaki menjelang tanggal 1 suro ,jadilah jalur pendakian ini ramai sekali oleh para pendaki maupun peziarah dari berbagai sudut kota.
Tiba di pos 1,menjelang dini hari berhubung kondisi lelah dan mengantuk kami memutuskan untuk beristirahat,berbagi tempat dengan beberapa pendaki lain yang sudah lebih dulu tiba di pos 1,segera saia membuka SB untuk alas tidur kami bertiga, saia,Moly dan kk Anik,sementara Biga beristirahat dg menyandarkan diri di dinding pos 1, tidak menunggu lama kamipun segera terlelap.
Satu jam kami terlelap,Biga membangunkan kami dengan kondisi megantuk kami memaksakan diri membuka mata,kami harus meneruskan perjalanan ini perjalanan masi panjang.Bergegas, berkemas kami segera malenjutkan perjalanan. Haripun menjelang pagi,tangga batu masih setia menemani kami. Satu jam perjalanan, waktu solat subuh tiba,kami menyempatkan diri untuk solat subuh di dataran sisi tebing .Sang surya mulai menampakan diri,bentang keindahan menghujani pelupuk mata,deretan Edelweis,resbbery serta kontur terjal hijau menghampar. Rampung solat subuh kami melanjutkan perjalanan kembali.
Menuju Pos 2 jalur masih melewati tangga batu dengan elevasi kemiringan yang cukup tajam.sebelum tiba di pos 2 kami melewati tempat satu tempat yang dikeramatkan lagi oleh para peziarah yaitu Watu Jago,sebuah batu besar yang bentuknya menyerupai ayam jago kami menyempatkan diri untuk bernarsis ria disini :D.Tiba di pos 2,pos yang berupa dataran yang lumayan luas, dinaungi oleh pohon-pohon besar yang tumbuh serta beberpa batu besar yang melengkapi, sehingga pendaki dapat mendirikan tenda ditempat ini dengan nyaman karena terlindung dari hempasan angin.Dimusim pendakian di Pos 2 ini tak jarang kita temui para pedagang makanan musiman .Saking banyak nya para pendaki yang mendirikan tenda di tempat ini,kami terpaksa tidak beristirahat di pos 2,,kami melanjutkan perjalanan.
Setelah pos 2 ,kami sempat bertemu dengan pak siapa nama nya duh lupa,beliau membawa makanan dengan di pannggul menuju Hargo Dalem,kami membeli beberapa buah tahu goreng yang beliau bawa,lumayanlah untuk mengganjal perut yang sedari tadi meraung raung dia mulai lapar :D.
Setelah rampung istirahat sembari makan tahu goreng,yang kami beli , kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 ,Jalur tangga batu semakin curam dan menanjak.
Di jalur ini mulai tercium asap belerang sehingga disarankan bagi para pendaki untuk tidak berlama-lama beristirahat di Pos 3. Menuju Pos 4 hari beranjak semakin siang matahari mulai terik menyengat, jalur menanjak dan mulai merangkak pada tangga batu,merupakan sajian dan tantangan bagi kami dan saia pribadi. FYI pos 4 ini hanya
berupa tempat datar yang sempit yang berada di cerukan tebing batu,
hanya cukup untuk mendirikan satu buah tenda ukuran mini, tempat ini sedikit
terlindung dari hempasan angin.Dan kebetulan hari itu ada satu tenda yang berdiri disitu ,dari sepatu nya terlihat mungkin ini pasangan suami istri yang lagi hunimun :D ckckcckk.Sontak saia pun mengambil kamera dan mengabadikan view yang ada dihadapan-nya heheheehhe.
Setelah melewati Pos 4 kami sudah berada dilereng yang curam, angin lumayan cukup kencang siang itu dan cukup dingin untuk saia pribadi menerpa,jalanan lumayan sempit dan curam.Dan sesat sampailah kami di Pos 5 pos yang berada di dekat Sumur Jolotundo,sumur yang dikeramatkan oleh para peziarah.Pos 5 ini berupa dataran terbuka yang luas, bisa dijadikan tempat untuk mendirikan beberapa tenda. Namun minusnya di tempat ini kurang terlindung dari hempasan angin.Jadi bisa dibayangkan apabila angin kencang cukuplah bisa memporak-porandakan barisan tenda itu.
Dari Pos 5 kami masih harus melanjutkan perjalanan kembali, sekira pukul 11.00 WIB dan matahari tepat hampir di ubun-ubun,melewati jalan sedikit menurun dengan batu yang sudah tertata rapi,di kiri kanan jalur tumbuh dengan sempurna cantigi dan edelweys yang berdampingan.Berasa ada di jalan-jalan menuju istana ,,iya euforia itu sangat terasa sekali. Kemudian jalan mulai menanjak masih dengan jalur yang tertata rapih.duh siapa ini yang menata jalan di gunung seindah ini, sedikit
mendaki dan mengelilingi salah satu puncak, untuk menuju ke Sendang
Drajad. Dari Sendang Drajad bisa lagsung melanjutkan ke Puncak Hargo Dumilah, atau berjalan lagi melingkari salah satu puncak menuju Hargo Dalem.Kami lebih memilih menyusuri jalan melingkar tujuan kami Hargo Dalem terlebih dahulu konon afdolnya seperti itu alur-nya baru kemudian menuju Hargo Dumilah berjalan 15 menit untuk menuju puncak.
jalan favorit setelah pos 5 |
masih dengan kabut mendekati warung mbok yem |
Akhirnya, tepat pukul 11.30 WIB kami tiba di puncak Hargo Dumilah 3265 Mdpl.Alhamdulilah sujud syukur,serta bisa bersujud diketinggian ini,kembali teringat Al-araf,48 (ketinggian) saia selalu mengingatnya,,sujud syukur ,hamdalah saia lantun kan.Mengambil foto,dan beberapa pose,,tidak lama kami berada di puncak,,mengambil foto,serta beberap view dan mengabadikan moment-moment ketika berada di puncak ini.Hari beranjak semakin siang,hanya 15 menit kami berada di puncak.Kami bersiap turun menuju warung fenomenal,.Warung Mbok Yem.
alhamdulillah Hargo Dumilah |
bersujud di 3265mdpl |
dari "warung mbok yem" .
Tepat pukul 13.00 kami bersiap turun,sebenarnya pendaki dapat melanjutkan perjalanan turun melalui jalur cemoro kandang maupun candi cetho.Tapi kami memilih via jalur semula,,melewati cemoro sewu,dengan perut yang sudah terisi dan tenaga pun kembali prima yeeeyy bersiap turun,sepanjang perjalanan banyak bertemu para pendaki maupun peziarah ,yang akan menuju puncak ,diramalkan bakal ramai malam nanti ,malam puncak 1 suro di Hargo Dumilah.Dalam perjalanan turun ini sepanjang perjalanan diguyur hujan dan badai ,Daypack yang saia kira sudah aman dari rembesan air hujan ternyata malah menganga dan air pun menggenangi daypack. alamaaakkk niat-nya mengamankan barang2 yang ada di dalam daypack eeeh berujung seperangkat alat solat dkk tunai basah kuyuup...maaaakkkk!!!!
Tepat pukul 17.00 wib kami tiba di pintu gerbang Cemoro Sewu,dan sudah ada mbak iyang dan sodara2 yang lain yang menanti kedatangan kami sedari tadi siang.Terlihat kecemasan diwajah mereka.Membersihkan diri ,makan malam,dan kami siap beranjak pulang menuju kota kami masing-masing ,dalam perjalanan pulang kami semua tetidur pulas,hanya mas supir yang sigap dan tetap terjaga dengan kemudi di tangan-nya.Pulang dengan membawa satu lagi cerita indah,sampai jumpa di episode selanjutnya.
“The beautiful journey of today can only begin when we learn to let go of yesterday.”
- Steve Maraboli.
Regard: Junapey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar