Kamis, 21 Mei 2015

Tambora I Just Want to See the World behind my wall.

Jika kamu ingin mengetahui Indonesia yang sesungguhnya, beranjaklah kewilayah timur. 


Harus cukup puas sementara nama-nya hanya tertulis di atas kertas putih bertinta hijau tosca


Kali ini harapan yang ada di 2015 adalah bisa menilik bagian dari keindahan Indonesia Timur. Setelah beberapa waktu lalu diberi kesempatan untuk menjejak tanah Lombok dan sowan ke singgasana Dewi Anjani, kali ini harapan saya adalah meneruskan perjalanan ke pulau Sumbawa.  Bagi saya, melakukan sebuah perjalanan adalah soal berpindah. Bukan tentang berapa banyak negara atau kota yang dijelajahi. Bukan bagaimana mengambil foto sebanyak-banyaknya. Bukan juga seberapa jauh jarak yang akan ditempuh. Melainkan, bagaimana kita berpindah ke tempat yang lain dan kemudian pulang dengan membawa ribuan bahkan cerita-cerita sederhana yang membangun. Membawa ribuan pengalaman dan juga peningkatan pengetahuan.

I just want to see the world behind my wall. And if you see it, you will get at least a learning. Because there ain`t no travel that don`t change you some. I think its freakin true!
Doc: Bi Hillal Taqiyudin


Saya lebih menginginkan bagaimana mata ini bisa terbuka lebih lebar. Bukan hanya sekadar ikut-ikutan meramaikan event yang sudah di promosikan dari jauh-jauh hari, bahkan lebih dari 2 tahun lama-nya gencar promo terkait perayaan "Dua Abad Tambora". Bukan sekadar menghirup segarnya udara di kaki gunung Tambora, menyusuri puncak dan punggungan puncak Tambora. Saya hanya ingin mata ini melihat lebih jelas, segala sesuatu yang belum sempat terlihat. Saya ingin, menikmati keindahan yang disaksikan secara langsung oleh mata ini.. Saya ingin merasakan sendi-sendi otot  bergerak lebih keras, untuk bisa berjalan lebih jauh menikmati setapak yang telah Tuhan ciptakan.  Saya ingin bisa lebih paham, kenapa keberagaman diciptakan di tanah Sumbawa itu.

Pulau dengan julukan pulau Seribu Bukit dan Sejuta Sapi itu mampu memancarkan pesona lewat sudut-sudut panoramanya. Ia memukau,Ia tampak seperti sebuah lukisan Tuhan,anugerah yang dititipkan kepada kita dan wajib kita jaga. 

Melakukan sebuah perjalanan, selalu memberi point of view baru untuk melihat kehidupan, dari sisi yang berbeda. Belajar dari setiap individu dan orang-orang yang kita temui. Menambah keyakinan diri  bahwa setiap orang adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah. Lalu kemudian akan membentuk sebuah angan-angan dan mimpi baru. "Mimpi adalah kunci,jangan berhenti mewarnai jutaan mimpi di bumi".

Note: Tulisan ini di tulis dalam rangka menjadi penyemangat untuk berangkat menuju  Tambora bersama Travel brondi, Max do Purba, Hillal Taqiyudin, Andi Biga, realitanya karena satu dan lain sebab saya bersama Andi Biga gagal berangkat ......:mewek ,tak apalah  tak kan lari gunung ku kejar. Someday,semoga diberi waktu dan kesempatan untuk menjejakan kaki di tanah Seribu Bukit dan Sejuta Sapi "Sumbawa". Untuk kesekian kali nya tiket promo Air Asia tak terpakai oke fine.!!! #legowo ,belom rejeki nya.

Tidak ada komentar: